Minggu, 13 Maret 2011



IKAN NILA

Jangan remehkan ikan, terutama ikan jenis unggul. Teknologi pangan yang dikembangkan ilmuwan Indonesia mampu menjawab masalah kurang gizi kita melalui ikan nila gesit.

”Kami punya sumber pangan unggulan, ikan nila gesit. Ini jenis ikan superjantan. Mengapa disebut superjantan, karena 98-100 persen telur yang dihasilkannya berjenis kelamin jantan,” ungkap Wahono Sumaryono Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kepada pers di Jakarta baru-baru ini.

Gesit sendiri adalah kepanjangan dari Genetically Supermale Indonesian Tilapia. Ikan nila (Oreochromis niloticus), merupakan spesies yang penting dalam perikanan budi daya yang saat ini telah berkembang pesat.
Selain sudah memasyarakat, pengembangbiakan ikan nila relatif mudah dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, seperti ikan mas dan gurame. Sayangnya perkembangan alami sering tidak terkontrol.
Dalam proses budi daya secara alami dihasilkan rasio jantan dan betina adalah 60:40, sehingga usaha budi daya ikan nila diarahkan pada produksi ikan berkelamin jantan alias monosex.

Konsisten
Ikan nila gesit dihasilkan melalui serangkaian riset panjang yang diinisiasi oleh Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT yang kemudian bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institus Pertanian Bogor (IPB) dan Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus, akhirnya dapat dihasilkan ikan nila jantan super-YY yang telah dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, dengan nama nila gesit.
Teknologi produksi ikan nila gesit merupakan inovasi teknologi perbaikan genetik untuk menghasilkan keturunan ikan nila yang berkelamin jantan melalui program pengembangbiakan yang menggabungkan teknik feminisasi dan uji progeni untuk nila jantan yang memiliki kromosom YY (YY genotypes).
Ikan nila jantan dengan kromosom YY atau ikan nila gesit apabila dikawinkan dengan betina normalnya (XX), akan menghasilkan keturunan yang seluruhnya berkelamin jantan XY (genetically male tilapia).
“Secara ilmiah, ikan nila gesit dengan kromosom YY memiliki keunggulan, yakni 98–100 persen turunannya berkelamin jantan, sedangkan keunggulan secara ekonomis,” ungkap Wahono.
Tumbuh Cepat
Nila gesit memiliki pertumbuhan yang cepat, yakni lima hingga enam bulan untuk mencapai berat 600 gram. Ekspor ikan nila menuntut ukuran lebih dari 600 gram per ekor, yang selama ini sangat sulit dipenuhi oleh para pembudi daya.
Hasil riset memperlihatkan bahwa ikan nila berkelamin jantan tumbuh lebih cepat dibanding betinanya. Dengan demikian, produksi ikan nila dapat diarahkan pada produksi ikan nila berkelamin jantan (monosex male) yang dapat tumbuh lebih cepat untuk meningkatkan efisiensi usaha guna memenuhi permintaan ekspor.
Saat ini ikan nila gesit telah diproduksi di Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar Sukabumi dan selanjutnya dapat dikembangkan oleh pihak pemerintah dan swasta.
Pengujian multilokasi dan multilingkungan masih perlu dilakukan untuk mengetahui performanya pada lokasi dan lingkungan yang berbeda, sebelum diproduksi secara massal untuk kemudian dikembangkan secara luas oleh masyarakat pembudidaya.



















Bagaimana Membudidaya
Ikan Nila

Budidaya Ikan Nila



Ikan nila adalah ikan yang hanya dapat hidup pada air hangat. Ikan nila ini berasal dari Afrika dan diperkenalkan di Indonesia sekitar 30 tahun oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Budidaya ikan nila dapat dipelihara pada kolam, danau, sungai yang berada di desa atau luar kota yang airnya bersih.
Jenis nila yang masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis oreochromis niloticus dan nila jenis mozambigue atau lebih dikenal dengan mujair. Jenis nila ini banyak di sebarkan oleh BBPBAT ke seluruh tanah air.
Keuntungan dari budidaya nila adalah kemampuan untuk bereproduksi cukup tinggi. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat menghasilkan anak ikan, menyebabkan kelebihan populasi ikan nila dalam kolam, yang berdampak pada pertumbuhan ikan yang lambat. Hal ini dapat dilihat bada saat panen ikan nila, ukuran ikan nila terdapat berbagai ukuran dari ikan kecil-kecil, sedang, dan besar.
Ikan nila jantan akan terlihat lebih besar dari ikan nila betina. Menurut BBPBAT perbedaan pertumbuhan ikan nila jantan dan nila betina selisih 40%. Lambatnya pertumbuhan betina di karenakan sifat alaminya untuk menghasilkan anan-anak ikan. Pada saat nila bertelur, saat itu juga ikan nila betina tidak makan selama kira-kira kurang dari 10 hari. Yang dilakukan oleh induk nila betina adalah menjaga larva dalam mulutnya sampai ukuran cukup besar untuk dibiarkan oleh induknya. Reproduksi ini terjadi pada kolam air tanah atau kolam semen yang airnya tenang.
Budidaya ikan nila di jaring apung dan air deras dapat mengurangi reproduksi ikan kecil, karena proses pemijahan sulit untuk dilakukan, sehingga telur-telur ikan nila betina akan hanyut dan tidak adanya tempat yang tenang untuk jantan membuat sarang dan membuahi telur-telur nila.
Untuk memproduksi nila yang cepat besar yaitu nila jantan dapat dilakukan beberap hal:
Pertama, memisahkan anak nila jantan untuk dipersiapkan dalam pembesaran. Hal ini tidak mudah karena tidak efesien dalam jumlah yang banyak dan umumnya pembudidaya ikan kurang mengenal mana jenis betina dan jantan.
Kedua, melakukan kawin silang untuk mendapatkan jenis induk yang bisa menghasilkan anak ikan jantan. Tehnik ini dilakukan dengan penelitian yang seksama dan ujicoba yang tidak mudah. Memerlukan peralatan yang canggih, melalui test laboratorium untuk mempelajari hormon XX yaitu betina dan XY jantan.
Ketiga, cara yang paling mudah dan sedikit mahal yaitu dengan metode mengubah jenis betina menjadi jantan dengan mengunakan hormone sex reversal pada larva ikan nila. Cara ini banyak digunakan dalam budidaya monoculture karena dapat praktekkan oleh siapa saja.
 
Bagaimanakah proses jantanisasi?
Proses mengubah nila menjadi jantan dapat dilakukan dengan cara pemberian pakan mengandung hormone synthetic atau dikenal dengan METHYLTESTOSTERONE. Hormone ini akan mengubah fisik larva ikan betina menjadi jantan. Tehnik ini pertama dikembangkan di Jepang pada tahun 1950 an oleh Oryzias Medakh. Penemuan ini pertama di ujicoba pada ikan mas (Cyprinus Carpio) dan kemudian hormon pengubah sex menjadi jantan banyak digunakan pada ikan nila.
Pada tahun 1970-an pengunaan hormon ini meluas keseluruh dunia, dan hanya sedikit di Indonesia yang mengunakan hormon ini karena harga hormon sex reversal ini cukup mahal dan harus didatangkan dari luar negeri. Namun sedikit demi sedikit penguna hormon ini terus meningkat karena dapat memicu pertumbuhan ikan.
Bagaimana cara mengunakan hormon pembuat jantan?
Tiga langkah menyiapkan proses monokultur ikan nila:
1.    Siapkan induk nila jantan dan betina. 1:3 berat induk antara 150-250 gram perekor. Pembibitan ikan nila ini dapat dilakukan pada kolam semen atau kolam tanah dan lebih baik jika dilakukan pada aquarium. Ketika telur ikan nila menetas, induk betina akan menyimpan larva dalam mulutnya dan akan membiarkan anak-anaknya setelah berumur kira-kira 7 hari. Anak-anak ikan akan bergerombol dan sering naik ke permukaan air, dan saat inilah penangkapan dimulai dan memindahkan ke kolam khusus untuk persiapan pemberian pakan berhormon. Perlu di-ingat bahwa anak-anak ikan yang akan diberi pakan berhormon tidak lebih dari 11 hari agar hormone dapat bekerja dengan efektive.
2.    pemberian pakan berhormon pada anak ikan nila hanya selama 21 hari berturut-turut. Dapat mengunakan kolam tanah atau kolam semen. Kolam pendederan ini tidak perlu besar, 1x1x0.5 meter agar mudah untuk pemantauan, pemindahan, pemeliharaan.
3.    pakan berhormon pengubah sex dapat disiapkan terlebih dahulu atau pesan di  ikanila.com
Minggu pertama pemberian pakan berhormon untuk 1000 ekor larva sebanyak 30% dari berat biomassa. 1000 ekor anak ikan Rata-rata berat 0.01 gram. Jadi pemberian pakan kira-kira 3 gram perhari, 4x pemberian pada jam 8-10 pagi dan sore jam 2-4  selama 7 hari.
Minggu kedua anak-anak ikan sudah mencapai panjang 18-22 mm. kurangi kepadatan anak ikan dalam kolam menjadi 500 ekor permeter persegi. 1000 ekor anak-anak ikan pada minggu kedua sudah mencapai rata-rata berat 0.05 gram. Pemberian pakan 25% persen dari berat biomassa, kira-kira 12.5 gram pakan. 4x sehari selama 7 hari.
Minggu ketiga anak ikan sudah mencapati 25-30 mm. kurangi lagi kepadatan ikan dalam kolam menjadi 250 ekor permeter persegi. Pada minggu ketiga 1000 ekor anak ikan sudah mencapai rata-rata 0.1 gram perekor. Pemberian pakan sebanyak 20% dari total biomassa. Kira-kira 20 gram perhari selama 7 hari.
Setelah 21 hari, pemberian pakan berhormon dihentikan. Pemberian pakan berhormon ini akan menghasilkan 97-100% anak nila jantan. Tingkat hidup anak ikan nila mencapai 70-80 persen jika kualitas air baik dan tempat pemeliharan baik.
Perlu diketahui, selama 21 hari anak ikan tidak boleh diberi pakan selain pakan berhormon! Setelah 21 hari Mulailah memberi pakan yang tidak mengandung hormone.
 
Persiapan anak ikan dibesarkan pada kolam pembesaran
Bibit ikan nila yang telah diberi hormon jika sudah mencapai panjang 3.5-5 cm atau berat rata-rata 0.5 gram sudah boleh ditebar pada kolam pembesaran. Sebaiknya pada pembesaran jangan ada ikan jenis lain seperti lele, gabus atau ikan lainnya dalam satu kolam.
Anak ikan yang diberi pakan berhormon akan bertumbuh lebih cepat dari anak-anak ikan yang tercampur jenis kelaminnya atau yang tidak diberi hormon.
Bagaimana Hormon Sex Reversal Bekerja?
Hormon kelamin pada wanita dikenal dengan kromoson XX dan jantan XY. Hormone kelamin pada manusia terdapat juga pada species binatang. Dengan mengunakan hormone buatan anak ikan betina pada umur tertentu dapat diubah menjadi jantan. Hal ini hanya dapat dilakukan pada anak ikan di bawah 10 hari. Ikan yang memakan pakan yang dicampur dengan hormone 17 alpha methyltestosterone dapat mengubah dari XX menjadi XY. Sedangkan ikan XY atau jantan akan tetap jantan dan tidak dapat diubah lagi.
Pengubahan sex jantan pada ikan bertujuan untuk mengendalikan populasi perkembangbiakan ikan dalam satu kolam. Reproduksi anak-anak ikan yang tidak teratur akan berdampak pada menurunnya  pertumbuhan ikan. Dengan mengunakan hormon pengubah sex menjadi jantan pertumbuhan ikan akan lebih cepat karena jantan lebih unggul dari betina.
Bagaimana membuat pakan berhormon sex buatan?
Pakan ikan pengubah sex buatan atau sex reversal dapat dibuat dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:
1.           Larutkan 3 gram 17 alpha methyltestosterone dengan mengunakan alcohol etil 95% sebanyak 200 cc untuk mencairkan butiran hormone.
2.           siapkan 1 kg pakan anak ikan yang halus sperti tepung. Campurkan pakan pada larutan hormone secara merata.
3.           keringkan pakan yang sudah dicampur dengan hormone agar alkoholnya menguap. Jangan mengunakan cahaya matahari. Keringkan selama semalam dalam ruangan.
4.           jika pakan sudah kering, masukkan kedalam wadah yang tertutup rapat.
5.           pakan berhormon ini sudah dapat digunakan dalam 30 hari mendatang.
 
Apakah mengunakan pakan berhormon bernilai ekonomis?
Kurang dari 8 Rupian untuk setiap ekor ikan mengunakan hormon. Bibit ikan nila ukuran 0.5 gram atau panjang 35-5 cm di pasarkan dengan harga Rp. 200-300 perekor. Sedangkan bibit ikan yang diberi hormone dijual dengan harta yang lebih tinggi dihargai 350-500 perekor. 

Apakah ikan yang mengunakan hormone aman?
Studi menunjukkan setelah 5 hari berhenti dari pemberian pakan berhormon ikan nila jantan tidak mengandung kimiawi yang membahayakan manusia. Dan setelah beberapa bulan sampai ikan dapat dikonsumsi, konsumen dijamin betul-betul aman untuk memakan ikan nila hasil jantanisasi.
Ikan nila  kebanyakan hanya bisa hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi di Negara empat musim juga membudidaya ikan nila dengan cara moderen. System pengairan mengunakan heater pada musim dingin.
Mengenal dan mengetahui pengetahuan dasar budidaya ikan nila;
-         ikan nila betina bertelur antara 2000-2500 ekor tergantung besar kecil induk. Tingkat hidup bergantung pada kualitas air dan pakan yang diberikan.
Ikan nila bertelur pada kisaran empat sampai enam (4-6) minggu atau bisa lebih cepat jika benih ikan sudah dilepas oleh induknya.
-         Telur ikan nila yang akan menjadi larva disimpan dalam mulut induk nila. Telur ikan nila akan menetas antara lima sampai tujuh (5-7) hari. Setelah menetas atau menjadi larva induk nila akan mengawasi anak ikan dengan mulutnya.
-         Perbandingan perkawinan nila jantan dan bertina; 1:3 dalam setiap meter persegi masukan empat sampai lima pasang pasang induk nila, (5 jantan dan 20 nila betina) permeter persegi.
-         Temperature budidaya ikan nila sebaiknya 25°C-31°C untuk pemijahan.
-         Temperature dibawah 13°C ikan nila akan mati.
-         Temperature antara 15°C-20°C ikan nila lambat membesar. 22°C-31°C ikan nila akan bertumbuh dengan cepat karena suhu seperti itu akan membuat ikan nila suka makan.
-         Produksi ikan nila persetengah hektar berkisar 2-3 ton.
-         Pakan nila berupa pellet tengelam dan pellet apung sebanyak 3.5 ton
-         Nila konsumsi berat antara 200 gr. Sampai 800 gr. Perekor tergantung permintaan konsumen dan pasar.
-         Makanan ikan nila mengandung protein 25-30 persen dan lemak 6-8 persen.
Sekedar hobby, atau untuk makan, atau untuk menjadikan sumber penghasilan tambahan. ikan nila merupakan potensial yang dapat dilirik oleh siapa saja yang ingin mengelutinya, Pendapatan  yang lumayan jika dikelolah dengan baik. Selain daerah yang mendukung seperti air, ketersedian pakan juga sangat memungkinkan disetiap wilayah Indonesia yang kaya ini. Jadi, andapun pasti bisa membudidaya ikan nila dengan sedikit mengenal cara membesarkan ikan nila.




Cara Membuat Ikan Nila Jantan Semua Dengan Mengunakan Hormon 17 Alpa Methyl testosteron 
bibit ikan nila jantan


Nila Cina



TAMBAK IKAN


Nila GIFT ( Genetic Improvement for Farmed Tilapia) merupakan genetic terakhir yang telah terbukti memiliki keunggulan dalam pertumbuhan dan produktivitas di bandingkan dengan jenis ikan nila lain. Nila yang suka makan tumbuhan ini membuat peternak ikan lega karena dapat menghemat pakan ikan. Cukup beri dengan 2 % pakan dari berat populasi ikan, umumnya anda harus memberi 3-4 % dari berat populasi. Penurunan pemberian pakan ikan tentunya akan berdampak pada biaya produksi yang lebih kecil. Seperti anda tahu pakan ikan tak pernah turun, malahan sebaliknya sampai bisa mencekek leher para petani.

Menurut para pakar ikan nila, pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu populasi jauh berbeda, nila jantan 40 % lebih cepat pertumbuhannya dari pada nila betina. Lagi pula betina yang sudah mencapai 200 gram akan lambat pertumbuhanya karena sifat alaminya (bertelur), sedangkan jantan akan tetap bertumbuh dengan cepat. Perbedaan jenis kelamin ikan ini akan menjadi masalah dalam memperkirakan produksi. Salah satu cara baru untuk mengatasi masalah ini, telah di temukan pengubah kelamin betina menjadi jantan yang di namakan: 17 HORMON ALPHA METHYL ESTOSTERON.

Apakah hormon 17 Alpa methyltestosteron itu? Proses jantanisai. Membuat populasi ikan nila “jantan” semua (Sex-reversal). Berikan pakan yang di campur dengan hormon 17 Alpa methyltestosteron selama perkembangan larva sampai berumur 17 hari.
Bagaimana membuat pakan untuk larva dan cara mencampur, takaran,dan bahan-bahannya? Lanjutkan membacanya dan saya akan memberi tahu nanti.

Siapkan pembenihan massal ikan nila secara terkontrol. Dengan membuat bak-bak beton, pemijahan dapat menjadi lebih mudah dan efesien karena biaya yang di butuhkan relative lebih kecil dan dapat memproduksi larva dalam jumlah yang tidak berbeda di banding dengan kolam tradisional. Tapi pada contoh dibawah ini akan memakai kalom tanah.

Pembesaran ikannila dapat di lakukan di kolam, keramba jaring apung dan di tambak. Menurut penelitian. Budidaya monokultur dapat memberi hasil yang maksimum di kolam rata-rata pruduksi adalah 25.000 kg/ha/panen. Di karamba jaring apung 1.000 kg/unit (50 m2)/panen (200.000)kg/ha/panen. Dan di tambak sebanyak 15.000 kg/ha/panen.

Berita gembira pembudidaya ikan di tambak pertumbuhannya lebih cepat di banding di kolam atau jaring apung. Ikan nila yang ukuran 5-8cm yang di budidayakan di tambak selama 2,5 bulan dapat mencapai 200 gram. Sedangkan di kolam untuk mencapai ukuran yang sama di perlukan waktu selama 4 bulan.

Kolam tambak biasanya air tawar yang tercampur dengan air laut 40:60 atau 50:50 sangat baik untuk pertumbuhan ikan nila. Menurut cerita teman saya yang pernah melakukan ini sangat puas dengan hasil budidaya ikan nilanya. Ikan lebih cepat besar hanya dalam waktu relative pendek antara 2-2,5 bulan. Sudah bisa di pasarkan. Dengan berat rata-rata 200 gram/ekor. Keunggulan lainnya adalah dagingnya terasa lebih gurih serta tidak berbau lumpur.

Sekarang mari kita pelajari bagaimana membudidaya ikan nila dari cara pemijahan sampai pembenihan.
Pertama siapkan kolam pemijahan (kawin mengawin). Usahakan dalam kolam pemijahan ini agar tidak tercampur dengan ikan jenis lain seperti ikan mas, gabus, lele. Bersihkan semua dari kemungkinan penggangu. Lebih baik jika pemijahan di lakukan dalam bak-bak beton. Sangat mudah pemijahannya dan terkontrol.

Langkah kedua. Siapkan induk nila dengan bobot diatas 300 g/ekor. Perbandingan betina dan jantan adalah 3: 1 ( 3 betina 1 jantan), dengan padat tebar 6 ekor /m2. berilah pakan 3% dari berat total jumlah ikan /perhari dan pemberian pakan tiga kali sehari. Sebaiknya induk nila yang terbaik yang di datangkan dari instansi perikanan daerah Anda. unggul dalam kualitas dan dapat di percaya.

Setiap 45 hari Induk nila baru menghasilkan telur yang matang. Setiap induk betina berukuran 300 gram dapat menghasilkan benih baru menetas atau larva sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah larva akan terus meningkat sampai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan berat induk ikan nila 9000-1000 gram. Setelah satu siklus 45 hari pemijahan, induk betina di pisahkan dari induk jantan atau pindahkan induk jantan dari kolam itu selama lebih kurang satu bulan. Dan tetap berikan pakan dengan kandungan protein di atas 30 % kepada induk betina.

Setelah dua minggu massa pemeliharaan dalam kolam baru (jika induk betina yang di pindahkan) biasanya induk betina mulai ada yang beranak, menghasilkan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya, atau terkadang di simpan dalam mulut induknya jika dalam kondisi terancam. Saat-saat inilah larva-larva di kumpulkan dengan cara di serok dengan kain kelambu yang halus dan kemudian di tampung dalam kelambu atau happa ukuran 2x0.9x.09 m3. lakukan pengumpulan beberapa kali sehari.

Proses jantanisasi benih ikan nila. Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin jantan atau monosexs. Maka di lakukan proses jantanisasi. Setelah larva sudah terkumul dalam happa atau kelambu, kita akan memasuki proses mengubah larva betina menjadi jantan dan jantan tetap jantan. Larva akan di beri pakan berbentuk tepung yang sudah di campur dengan hormon 17 Alpa methyltestosteron selama 17 hari. Takaran mencampur hormon 17 Alpa methyltestosteron dengan pakan larva akan di beritahukan nanti di akhir artikel ini.

Setelah selama 17 hari larva di beri pakan dengan hormon 17 Alpa methyltestosteron. Selanjutnya di pelihara dalam kolam pendederan. Sebelumnya kolam di keringkan selama dua minggu dan lumpurnya di aduk-aduk, beri kapur sebanyak 50 g/m2, dan di beri pupuk kotoran ayam sebanyak 250 g/m2. atau juga dengan melakukan pemupukan kolam dengan di beri pupuk Urea dan TSP masing-masing sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. setelah dua minggu pengeringan dan pemupukan, kolam di isi air sedikit saja kira-kira setinggi 50 cm dan biarlah tergenang air selama 3-7 hari. Setelah kolam di genang air masukkan benih ikan hasil jantanisasi dengan kepadatan 300 ekor/m2. berikan pakan biasa yang khusus untuk pakan ikan kecil, bukan pakan yang di campur hormon 17 Alpa methyltestosteron.

Dalam tiga minggu atau 21 hari, ikan dengan berat rata-rata 1,25 gram atau panjang 3-5cm bisa di panen. Gunakan jaring halus pada penangkapan. Keringkan kolam sampai semua ikan terangkat.

Dari pengalaman-pengalaman dalam memindahkan ikan ke tempat-tempat kolam pembesaran yang jauh, yang membutuhkan waktu berjam-jam. Maka perlu memberi puasa kepada ikan selama sehari, jangan beri makan. Dengan demikian daya tahan ikan lebih kuat selama perut kosong dan suhu air yang agak dingin. Gunakan kantong plastic khusus ikan dimana 1/4 bagian berisi air dan 3/4 bagian berisi oksigen murni yang di beri es balok 20x02x20 cm3. es balok berada dalam air bersama ikan. Kantong dengan 20 liter bisa di isi ikan antara 1000-1500 ekor untuk ikan ukuran panjang 3-5 cm, dengan lama toleransi kantong 10 jam.

Siapkan kolam pembesaran dengan cara pemupukan seperti di awal bahasan ini. Setelah kolam siap. Lepaslah ikan dan bukalah kantong plastik berlahan-lahan dan biarlah ikan keluar dari kantong plastik dan beradaptasi dengan kolam barunya. Lihat hasilnya. Apakah 99.9 ikan nila jantan? Beri tahu saya.



sumber : http://ikannila.com